SUGENG RAWUH

SUGENG RAWUH
Sak Bejo-bejone Wong Kang Lali, Isih Bejo Wong Kang Eling Lan Waspodo

Kamis, 01 April 2010

Wujud syukur petani Bantul pada Sang Pencipta


Sejumlah warga berkostum beskap biru menggotong gunungan buah dan sayur melintasi lapangan gunung Aren hingga Masjid Nurromah, Ngrame Tamantirto. Tepat di depannya, puluhan pasukan bregada prajurit tambak Yudo dengan gagah mengiringi arak-arakan gunungan. Mata warga pun terpusat pada rombongan itu, seolah tak ingin melewatkan arak-arakan hasil bumi, yang disusun menjulang ke atas. Bentuk gunungan tersebut seperti sarat makna, dengan perpaduan warna hasil-hasil pertanian warga. Selain ungkapan rasa syukur, kirab juga dimaksudkan sebagai media dakwah bagi seluruh umat menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sebagai wujud doa bersama, warga menyiapkan serangkaian mu jahadah akbar malam sebelum ki rab budaya, Dengan penuh khidmat, mereka mengharapkan ke dama ian selalu melingkupi kehidup an warga.
Warga antar RT pun serempak me ngerjakan pembuatan gunung an secara gotong-royong. Mereka se jenak menghentikan aktivitas, dengan menyempatkan diri untuk beramai-ramai membuat kirab budaya. Dua RT pun memiliki kesempatan untuk menyusun gunungan sesuai dengan kreasi masing-masing, untuk diarak menyerati gunungan utama.

Ketua panitia kirab budaya, Tatak Mulyana mengatakan kirab memiliki sejumlah makna yang melingkupi warga Ngrame. Acara tahunan tersebut merupakan wujud rasa syukur warga terhadap Tuhan. Puluhan warga mengarak gunungan dari dusun Gunungan Aren menuju Masjid Nurromah. Gunungan lanang diwujudkan melalui sayur-sayuran, dengan tinggi mencapai 3 meter lebih, sementara gunungan wadhon berisi buah-buahan yang dipasang sejajar. Warga bersamasama mengumpulkan hasil pertanian, sebagai bagian dari hasil kerja keras mereka. “Kami baru pertama kali adakan kirab sebagai wujud syukur pada Tuhan,” ujarnya kemarin.

Persiapan kirab tidak membutuhkan waktu lama, warga memulai acara mujahadah akbar sebelum pelaksanaan kirab. “Gerakan budaya ini sekaligus jadi ajang dakwah dan media pengingat Tuhan,” kata dia. Warga Ngrame lanjutnya ingin mempertahankan keberadaan adat istiadat yang kian ditinggalkan. Acara yang baru digelar pertama kali ini, juga merupakan sarana pemersatu umat beragama. Dengan semangat gotong royong, warga saling bahu membahu menghasilkan kreasi gunungan. Selain itu, sejumlah tampilan kesenian seperti ogoh-ogoh, rombongan petani, dan lain-lain.

Setelah diarak, ratusan warga pun berebut gunungan tepat di depan masjid Nurromah. Tangan-tangan mereka pun seketika ingin menjangkau buah dan sayuran yang dihamur-hamburkan ke atas. Hampir semua warga mendapatkan gunungan, meski bentuk yang didapatkan telah terurai.

Wisata Alam Pantai Parangtritis


Parangtritis merupakan salah satu pantai di Yogyakarta yang sangat terkenal. Pantai ini tidak hanya terkenal di Indonesia akan tetapi sudah sampai ke mancanegara. Hal ini seiring juga dengan kota Yogyakarta yang juga terkenal sebagai salah satu kota tujuan wisata utama di Indonesia. Pantai Parangtritis terletak di Kabupaten Bantul, sekitar 25 kilometer dari Kota Yogyakarta ke arah selatan. Pantai ini sangat mudah di akses karena banyak sekali bus yang beroperasi di jalur ini maupun taksi yang siap mengantarkan sampai tujuan wisata manapun di Yogyakarta termasuk Parangtritis. Selain akses yang mudah di lokasi wisata alam pantai ini juga banyak tersedia losmen dan penginapan bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai untuk waktu yang lebih lama. Penginapan yang tersedia tediri dari berbagai macam kelas, tergantung kantong anda. Di sepanjang jalan di sekitar pantai ini anda akan dengan mudah menjumpai penginapan- penginapan tersebut maupun rumah- rumah makan yang menawarkann berbagai macam sajian menu. .

Selain terkenal karena keindahan pantainya Parangtritis juga terkenal karena digunakan sebagai tempat untuk pelaksanaan upacara labuhan yang di adakan oleh keratin Yogyakarta tiap waktu tertentu. Upacara labuhan merupakan wujud syukur masyarakat Yogyakarta khusunya para nelayan atas ‘berkah laut kidul’ yang telah di berikan kepada mereka. Dalam upacara ini dilakukan larungan terhadap berbagai macam persembahan yang ditujukan kepada penguasa laut kidul yaitu nyai Roro kidul yang di percaya masyarakat telah memberikan kesejahteraan dan keselamatan dalam mencari rejeki di laut kidul.
Parangtritis memanjang dari ujung timur yang di batasi oleh tebing pegunungan ke arah barat hingga pantai- pantai selanjutnya yaitu Parangkusumo, Depok, dsb. Suasana pantai akan terlihat lebih indah ketika matahari terbenam (sunset) sehingga banyak para wisatawan yang rela untuk menunggu sampai sore untuk menyaksikan sunset di pantai ini. Memang hanya sunset lah yang bisa di saksikan dari pantai ini karena matahari terbit (sunrise) terhalang oleh pegunungan di sebelah timur parangtritis.
Di Parangtritis ini ada sarana transportasi tradisional yaitu bendi (kereta yang di tarik oleh kuda). Fasilitas ini menawarkan jasa bagi wisatawan untuk menyusuri pantai dengan nyaman dari atas bendi tanpa harus merasa capek karena berjalan. Walaupun berenang di pantai ini cukup berbahaya akan tetapi tetap saja banyak para pengunjung yang berenang di sini sehingga sering ada pengunjung yang terseret ombak. Setelah puas menikmati keindahan pantai ini anda juga bisa membeli oleh- oleh berupa ikan segar di tempat pelelangan ikan di pantai Depok yang hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Parangtritis. Selain membeli ikan segar, anda juga bisa menikmati ikan bakar yang banyak tersedia di sekitar pantai Depok.