BAB IKEPEMIMPINAN
A. PENDAHULUANDi kehidupan kepemimpinan zaman sekarang, para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, serta kualitas kehidupan kerja dan tingkat prestasi organisasi tersebut. Oleh karena itu, peran pemimpin sangat penting dalam sebuah organisasi. Melihat permasalahan seperti ini, maka akan timbul berbagai pertanyaan, seperti; Bagaimana kita dapat menentukan seorang pemimpin yang efektif dan efisien? Dan, Apa yang dapat membuat seorang pemimpin itu akan bekerja dengan efektif dan efisien?. Maka akan timbul berbagai pemahaman yang berbeda-beda pula, misalnya ada yang mengatakan bahwa pemimpin yang efektif dan efisien itu memiliki karisma, berpandangan kedepan, arif dan bijaksana, intensias dan keyakinan diri, dan masih banyak pemahaman lainnya lagi. Tofik permasalahan ini yang akan kami bahas dalam makalah ini.Bagaimanapun juga, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang pemimpin tersebut dalam pengarahan adalah factor penting efektifitas manager.
A. PENDAHULUANDi kehidupan kepemimpinan zaman sekarang, para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, serta kualitas kehidupan kerja dan tingkat prestasi organisasi tersebut. Oleh karena itu, peran pemimpin sangat penting dalam sebuah organisasi. Melihat permasalahan seperti ini, maka akan timbul berbagai pertanyaan, seperti; Bagaimana kita dapat menentukan seorang pemimpin yang efektif dan efisien? Dan, Apa yang dapat membuat seorang pemimpin itu akan bekerja dengan efektif dan efisien?. Maka akan timbul berbagai pemahaman yang berbeda-beda pula, misalnya ada yang mengatakan bahwa pemimpin yang efektif dan efisien itu memiliki karisma, berpandangan kedepan, arif dan bijaksana, intensias dan keyakinan diri, dan masih banyak pemahaman lainnya lagi. Tofik permasalahan ini yang akan kami bahas dalam makalah ini.Bagaimanapun juga, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang pemimpin tersebut dalam pengarahan adalah factor penting efektifitas manager.
Bila sebuah organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas dalam menseleksi kepemimpinan, maka kualitas organisasi tersebut juga akan meningkat tinggi. Dan bila organisasi juga dapat mengidentifikasi perilaku-perilaku dan teknik tersebut, maka efektifitas personalia dan organisasi juga dapat dicapai.
B. PENGERTIAN KEPEMIMPINANSetelah kita membaca pendahuluan diatas, maka kita juga dapat melihat bahwa pengertian dari kepemimpinan juga akan banyak pemahaman-pemahaman yang berbeda-beda pula. Disini kami akan mengambil pengertian menurut Stoner. Ia berkata bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sebuah struktur organisasi yang memiliki keterhubungan yang erat antara tugas-tugas mereka. Dari pengertian tersebut terdapat tiga implikasi penting, yaitu sebagai berikut.
1. Kepemimpinan Menyangkut Orang Lain
2. Kepemimpinan menyangkut Suatu Pembagian Kekuasaan Yang Seimbang
3. Kepemimpinan Merupakan Pengaruh.Kepemimpinan (Leadership) merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar dapat mencapai tujuan dan sasaran. Kepemimpinan merupakan cakupan dari manajemen, tetapi manajemen bukan hanya mencakup kepemimpinan, masih ada fungsi-fungsi lain, seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
C. PENDEKATAN-PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINANDalam kepemimpinan terdapat tiga pendekatan yang mendasar, yaitu dapat kita lihat dari skema dibawah ini.
1. Pendekatan Sifat-sifat Kepemimpinan
Para teoritisi percaya bahwa kepemimpinan mempunyai sifat-sifat tertentu yang akan menjadikan mereka dapat ditiru dan arahan mereka juga diikuti.Terdapat beberapa penemuan lanjutan dari sifat-sifat kepemimpinan sebagai berikut:Menurut Edwin Ghiselli, sifat-sifat kepemimpinan dapat dilihat dari kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory bility), Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, kecerdasan, ketegasan (decisiveness), Kepercayaan diri, dan inisiatif.
Menurut Keith Davis, mengikhtisarkan 4 unsur sifat-sifat kepemimpinan yang berpengaruh pada kesuksesan kepemimpinan organisasi, yaitu; 1) Kecerdasan, 2) Kedewasaan dan keluasaan hubungan social, 3 ) Motivasi diri dan dorongan prestasi, dan 4) sikap-sikap hubungan duniawi.
2. Pendekatan Perilaku KepemimpinanPendekatan perilaku memusatkan pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu fungsi-fungsi dan gaya-gaya kepemimpinan.Factor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan adalah sebagai berikut:
Dan ada pula variable-variabel yang mempengaruhi kepemimpinan tersebut yang diklasifikasikan sebagai factor-faktor makro dan factor-faktor mikro, seperti ditunjukkan berikut ini.
3. Pendekatan Situaasional-“Contingency”Pendekatan ini menggambarkan bahwa gaya yang digunakan adalah bergantung pada factor-faktor seperti situasi, karyawan, tugaas, organisasi dan variable-variabel lingkungan lainnya.
Dan ada pula variable-variabel yang mempengaruhi kepemimpinan tersebut yang diklasifikasikan sebagai factor-faktor makro dan factor-faktor mikro, seperti ditunjukkan berikut ini.
3. Pendekatan Situaasional-“Contingency”Pendekatan ini menggambarkan bahwa gaya yang digunakan adalah bergantung pada factor-faktor seperti situasi, karyawan, tugaas, organisasi dan variable-variabel lingkungan lainnya.
D. GAYA KEPEMIMPINANBanyak terdapat gaya kepemimpinan yang dilakukan para pemimpin untuk menghadapi bawahan mereka. Berikut merupakan beberapa gaya kepemimpinan menurut orientasi yang berbeda-beda.
1. Gaya kepemimpinan berorientasi pada tugasPemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan.Pemimpin selalu mengadakan pengawasan secara ketat terhadap bawahan.Pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas harus dilaksanakan dengan keinginannya.Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan.
2. Gaya kepemimpinan berorientasi pada karyawanPemimpin lebih memberikan motivasi daripada pengawasan kepada bawahanPemimpin lebih melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusanPemimpin lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerjasama, saling percaya dan kerjasama, saling menghormati di antara anggota kelompok.
3. Kepemimpinan gaya otokratisGaya kepemimpinan yang memberikan perintah dan mengharap mereka dipatuhi tanpa pertanyaan.
4. Kepemimpinan gaya kebapakanKepemimpinan kebapakan adalah pemimpin yang bersikap dan bertindak dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya sebagai seorang bapak terhadap anak-anaknya.
5. Kepemimpinan gaya demokratisGaya kepemimpinan yang biasanya meminta masukan dari bawahan-bawahannya sebelum membuat keputusan tetapi teta memegang kekuatan akhir pembuat keputusan.
6. Gaya kepemimpinan berdasarkan ilmuAdalah kepemimpinan yangberdasarakan ilmu pengetahuan, terutama dalam membuat keputusan.
7. Contingency approachPendekatan gaya kepemimpinan yang berkeyakinan bahwa perilaku pemimpin yang tepat dalam situasi apapun bergantung pada elemen-elemen yang unik dalam situasi tersebut.
5. Kepemimpinan gaya demokratisGaya kepemimpinan yang biasanya meminta masukan dari bawahan-bawahannya sebelum membuat keputusan tetapi teta memegang kekuatan akhir pembuat keputusan.
6. Gaya kepemimpinan berdasarkan ilmuAdalah kepemimpinan yangberdasarakan ilmu pengetahuan, terutama dalam membuat keputusan.
7. Contingency approachPendekatan gaya kepemimpinan yang berkeyakinan bahwa perilaku pemimpin yang tepat dalam situasi apapun bergantung pada elemen-elemen yang unik dalam situasi tersebut.
E. KEPEMIMPINAN YANG STRATEGISSetiap permasalahan kepemimpinan selalu meliputi 3 unsu. Pertama, unsur manusia, taitu melaksanakan kegiatan memimpin atas sejumlah manusia lainnya yang dipimpinnya. Kedua, unsur sarana. Prinsip dan tehnik kepemimpinan yang digunakan dalam pelaksanaan kepemimpinan termasuk bakat dan pengetahuan serta pengalaman kerja. Dan ketiga adalah unsur tujuan. Dari ketiga unsure ini dapat kita simpulkan bahwa keberhasilan kepemimpinan dapat diliputi melalui syarat, watak, cirri, gaya, sifat, prinsip, tehnik, asas dan jenis kepemimpinan sebagai pedoman kerja.Kepemimpinan akan berjalan efektif, disegani, dan memiliki derajat tinggi, dan bila pemimpin memiliki tiga kelebihan lagi, yaitu rasio atau intelektual, rohaniah dan jasmaniah.Kelebihan rasio meliputi;
Pengetahuan tentang tujuan organisasi
Pengetahuan tentang asas-asas organisasi
Pengetahuan tentang cara memutar roda organisasi
Tercapainya tujuan organisasi secara maksimalKelebihan dalam rohaniah meliputi;
Keluhuran budi pekerti
Ketinggian moralitas
Kesederhanaan watak
Kelebihan dalam bidang jasmaniah meliputi badan atau fisik yang sehat dan memungkinkan untuk jadi contoh dalam prestasi sehari-hari.
Kelebihan dalam bidang jasmaniah meliputi badan atau fisik yang sehat dan memungkinkan untuk jadi contoh dalam prestasi sehari-hari.
1. Metode Pendekatan dan PengarahanMetode yang digunakan untuk mengarahkan agar kepemimpinan efektivitas, dalah sebagai berikut:
Metode persuasive (membujuk).
Metode implikatif (melibatkan).
Metode sugestif (menganjurkan).
Metode diskusi
Advise (nasehat)
Induecement (paksaan)
Komando
2. Faktor PendukungFactor pendukung yang paling utama dalam kepemimpinan adlah Situasi dan Kondisi Lingkungan. Oleh karena itu, pemimpin wajib berusaha untuk menguasai lingkungan yang dihadapi menjadi suatu kondisi yang menguntungkan. Hal ini dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:
Mengadakan komunikasi
Mengadakan komunikasi
Memiliki kepekaan social yang tinggi
Mengetahui kebutuhan materil dan spiritual lingkungan
Memiliki kemampuan inovasi yang menguntungkan lingkungan
Memberikan pertolongan tanpa pamrih
Mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan dan norma yang baikKeberhasilan dan kegagalan kepemimpinan dapat ditandai dengan mril pemimpin tersebut.
Moril merupakan keadaan jiwa dan emosional seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah sebagai berikut:
Kepemimpinan atasan
Kepercayaan dan keyakinan akan kebenaraan
Penghargaan atas penyelesaian tugas
Solidaritas dan kebanggaan organisasi
Pendidikan dan organisasi
Kesejahteraan dan rekreasi
Kesempatan untuk mengembangkan bakat
Struktur organisasi
Pengaruh dari luar.
3. Karakter KepemimpinanSetiap pemimpin harus mempunyai corak kepribadian sendiri yang dapat dilihat dari sikap pemimpin tersebut. Sebagai pemimpin harus mampu memberikan bimbingan dan tuntunan agar dapat menjadi teladan dalam bidang apapun serta mampu melahirkan pemimpin baru.
BAB 3MANAJEMEN KONFLIK
A. PENDAHULUANBagian pengarahan dan pengembangan organisasi tidak lengkap tanpa pembahasan manajemen. Konflik biasanya timbul organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Dan dalam organisasi, kecenderungan terjadinya konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan dan system nilai, serta berbaggai macam kepribadian individu, seperti karakteristik-karakteristik kepribadian tetentu, yaitu otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik.
A. PENDAHULUANBagian pengarahan dan pengembangan organisasi tidak lengkap tanpa pembahasan manajemen. Konflik biasanya timbul organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Dan dalam organisasi, kecenderungan terjadinya konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan dan system nilai, serta berbaggai macam kepribadian individu, seperti karakteristik-karakteristik kepribadian tetentu, yaitu otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik.
B. DEFINISI KONFLIKArti konflik telah dikacaukan dengan banyaknya konsepsi dan definisi yang berbeda-beda, dan pada hakekatnya konflik didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic antara dua pihak atau lebih. Konflik organissasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena adanya kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.Perbedaan konflik dngan persaingan (competition) terletak pada apakah salah satu pihak mampu untuk menjaga dirinya dari gangguan pihak lain dalam pencapaian tujuannya. Persaingan ada bila tujuan-tujuan pihak-pihak yang terlibat adalah tidak sesuai tetapi pihak-pihak tersebut tidak dapat saling menggangu.
C. PENYEBAB KONFLIKKonflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut:Batasan pekerjaan yang tidak jelasHambatan komunikasiTekanan waktuStandar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akalPertikaian antar pribadiPerbedaan statusHarapan yang tidak terwujudD. JENIS-JENIS KONFLIKAda 5 jenis konflik dalam kehidupan organisasi, sebagai berikut.Konflik dalam diri individuKonflik antar individu dalam organisasi yang samaKonflik antar individu dan kelompokKonflik antar kelompok dalam organisasi yang samaKonflik antar organisasi
E. METODA-METODA PENGEELOLAAN KONFLIK
1. Metoda Stimulasi KonflikMeliputi hal-hal berikut :
1. Metoda Stimulasi KonflikMeliputi hal-hal berikut :
Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok
Penyusunan kembali organisasi
Penawaran bonus, pembayaran insentif, dan penghargaan untuk mendorong persaingan
Pemilihan manajer-manajer yang tepat
Perlakuan yang berbeda denggan kebiasaan
2. Metoda pengurangan konflikMetoda ini menekankan terjadinya antagonisme yang ditimbulkan oleh konflik. Metoda ini mengelola tingkat konflik melalui “pendinginan suasana” tetapi tidak menangani masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik.Pertama adalah menggantin tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bias diterima kedua kelompok tersebut. Metodda efektif kedua adalah meempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi “ancaman” atau ‘musuh” yang sama.
3. Metoda penyelesaian konflikMetoda ini yang akan dibahas berkenaan dengan kegiatan-kegiatan para manajer yang dapat secara langsung mempengaruhi pihak-pihak bertentangan. Dalam metoda iini terdapat tiga penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut.Dominasi dan penekanan. Dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
2. Metoda pengurangan konflikMetoda ini menekankan terjadinya antagonisme yang ditimbulkan oleh konflik. Metoda ini mengelola tingkat konflik melalui “pendinginan suasana” tetapi tidak menangani masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik.Pertama adalah menggantin tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bias diterima kedua kelompok tersebut. Metodda efektif kedua adalah meempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi “ancaman” atau ‘musuh” yang sama.
3. Metoda penyelesaian konflikMetoda ini yang akan dibahas berkenaan dengan kegiatan-kegiatan para manajer yang dapat secara langsung mempengaruhi pihak-pihak bertentangan. Dalam metoda iini terdapat tiga penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut.Dominasi dan penekanan. Dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
(1) kekerasan (forcing),
(2) penenangan (smooting),
(3) penghindaran (avoidance),
(4) aturan mayoritas (majority rule).
Kompromi. Bentuk-bentuk kompromi adalah:
Kompromi. Bentuk-bentuk kompromi adalah:
(1) pemisahan (separation);
(2) arbitrasi (perwasitan);
(3) kembali keperaturan-peraturan yang berlaku,
(4) penyuapan (bribing).
Pemecahan masalah integrative. Dalam pemecahan masalah ini manajer perlu mendorong bawahannya untuk bekerjasama demi tercapainya tujuan bersama, melakukan pertukaran gagasan secara bebas, dan menekankan usaha-usaha pencarian yang optimum, agar tercapainya penyelesaian integrative.
Pemecahan masalah integrative. Dalam pemecahan masalah ini manajer perlu mendorong bawahannya untuk bekerjasama demi tercapainya tujuan bersama, melakukan pertukaran gagasan secara bebas, dan menekankan usaha-usaha pencarian yang optimum, agar tercapainya penyelesaian integrative.
Ada tiga jenis penyelesaian konflik integrative, yaitu; 1) Konsesus; 2) Konfrontasi; 3) penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
F. KONFLIK STRUKTURALDalam organisasi klasik ada empat daerah structural dimana konflik sering timbul :
1. Konflik hirarki, yaitu konflik antara berbagai tingkatan organisasi.
2. Konflik fungsional, yaitu konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi.
3. Konflik lini-staf, yaitu konflik antara lini dan staf. Ini merupakan hasil adanya perbedaan-perbedaan yang melekat pada personalia lini dan staf.
4. Konflik formal-informal, yaitu konflik antar organisasi formal dan organisasi informal.
Perancangan organisasi modern juga mengandung situasi-situasi konflik potensial. Secara khusus, organisasi proyek dan matriks secara structural menciptakan konflik. Manajer proyek dengan tanggungjawab tetapi tanpa wewenang dan manajer pada suatu struktur matriks dengan seorang atasan fungsional serta pimpinan proyek menyajikan situasi-situasi konflik. Keberadaan konflik dalam perancangan organisasi modern juga dapat menunjukkan manfaat. Dalam banyak kasus perancangan organisasi, konflik ternyata dapat sangat membantu manajemen.
Perancangan organisasi modern juga mengandung situasi-situasi konflik potensial. Secara khusus, organisasi proyek dan matriks secara structural menciptakan konflik. Manajer proyek dengan tanggungjawab tetapi tanpa wewenang dan manajer pada suatu struktur matriks dengan seorang atasan fungsional serta pimpinan proyek menyajikan situasi-situasi konflik. Keberadaan konflik dalam perancangan organisasi modern juga dapat menunjukkan manfaat. Dalam banyak kasus perancangan organisasi, konflik ternyata dapat sangat membantu manajemen.
G. ASPEK POSITIF DALAM KONFLIKKonflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat mengerakkan suatu perubahan:Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggungjawab merekaMemberikan saluran baru untuk komunikasiMenumbuhkan semangat baru pada stafMemberikan kesempatan untuk menyalurkan emosiMenghasikan distribusi sumber tenaga kerja yang lebih merata dalam organisassi
Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada peenurunan efektivitas kerja dalam organissasi baik secara perorangan maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.
H. STRATEGI MENGHADAPI KONFLIK
1. MenghindarPenghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri.
2. Mengakomodasi